7 Sistem Kristal  pada Mineral

 
TUJUH SISTEM
KRISTALOGRAFI1. Sistem Reguler        (Cubic = Isometric =
Tesseral = Tessuler)Ketentuan:Sumbu : a = b = cSudut :  a = b = g =
900Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut juga Sb a. Cara Menggambar:Рa- / b+
= 300a : b¯: c = 1 : 3 : 3 Gambar sistem kristal Reguler yang termasuk dalam Nama kristal
Hexahedron.Dengan contoh mineral Galena (PbS), Emas (Au), Pyrite (FeS2) dan Halite (NaCl). Gambar sistem
kristal Reguler yang termasuk dalam Nama Kristal Pentagonal Dodecahedron. Dengan contoh mineral ;Magnetite (Fe3O4), Intan (C).2. Sistem
Tetragonal       (Quadratic)Ketentuan:Sumbu : a = b ¹ cSudut :  a = b = g =
900Karena Sb a = Sb b disebut
juga Sb aSb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari Sb
a atau b.Bila Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk ColumnarBila Sb c lebih pendek dari
Sb a dan Sb b disebut bentuk Stout. Cara menggambar:Рa + /  b--   =
30oa : b : c = 1 : 3 : 6 Contoh mineral : Cassiterite (SnO2),
Calcophyrite (CuFeS) Gambar sistem
kristal Tetragonal yang termasuk dalam Nama Kristal Tetragonal Prisma Orde I dengan
contoh mineralChalcopyrite (CuFeS2) dan Cassiterite
(SnO2). 3. Sistem HexagonalKetentuan:Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, dSumbu a :  = b = d ¹ cSudut :  b1 = b2 = b3 =
900Sudut : g1 =  g2 = g3 =
1200Sb a, b, dan d terletak dalam
bidang horisontal / lateral dan membentuk Ð 600.Sb c dapat lebih panjang atau
lebih pendek dari Sb a. Cara menggambar:Рa+ / b¯ =
170Рb+ / d¯
=  390b : d : c : = 3 : 1 : 6Contoh Mineral : Apatite [Ca5((F,Cl,OH)PO4)3]  Gambar sistem
kristal Hexagonal  yang termasuk dalam Nama Kristal Hexagonal Prisma dengan contoh mineral Quarst (SiO2)dan Apatite
[Ca5((F,Cl,OH)PO4)3] 4. Sistem Trigonal      (Rhombohedral)KetentuanSumbu : a = b = d ¹ cSudut : b1 = b2 = b3 =
900Sudut : g1 = g2 = g3 =
1200 Cara menggambar:Sama dengan sistem Hexagonal, perbedaannya hanya pada Sb
c bernilai 3.Penarikan Sb a sama dengan padaSistem Hexagonal.  Gambar sistem
kristal Trigonal prisma orde I  yang termasuk dalam Nama Kristal
Hexagonal Prisma dengan
contoh mineral Gypsum (CaSO4 2H2O) 5. Sistem Orthorombic(Rhombic = Prismatic =
Trimetric)Ketentuan:Sumbu : a ¹ b ¹ cSudut a = b = g = 900Sb c adalah sumbu terpanjangSb a adalah sumbu terpendekSb a disebut Sb BrachySb b disebut Sb MacroSb c disebut Sb Basal Cara menggambar:Рa- / b+  =
300a : b : c = 1 : 4 : 6  Gambar sistem
kristal Orthorombik dengan nama Orthorombic Brachi Makro Basal Pinacoid dengan
contoh mineral Barite(BaSO4) 6. Sistem Monoklin       (Oblique
= Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik = Monoclinohedral)Ketentuan:Sumbu : a ¹ b ¹ cSudut : a = g =
900   b ¹ 900Sb a disebut sumbu ClinoSb b disebut sumbu OrthoSb c disebut sumbu Basal Cara menggambarРa- / b + =
450a : b : c = 1 : 4 : 6Sb c adalah sumbu terpanjangSb a adalah sumbu terpendek Gambar sistem kristal Monoklin dengan
nama Monoklin Hemybipyramid dengan contoh mineral Orthoclase (K Al Si3O8)  7. Sistem Triklin       (Anorthic
= Asymetric = Clinorhombohedral)Ketentuan:Sumbu : a ¹ b ¹ cSudut : a ¹ b ¹ g ¹ 900Semua Sb a, b, c saling
berpotongan danmembuat sudut miring tidak sama
besar.Sb a disebut Sb BrachySb b disebut Sb MacroSb c disebut Sb Basal Cara menggambar:Рa+ / c¯ =
450Рb- / c + =
800a : b : c = 1 : 4 : 6  Gambar sistem kristal Triklin dengan
nama Triklin Hemybipyramiddengan contoh mineral Kyanite (Al2O SiO4) 2. Sumbu Simetri Gyre PolairBerlaku  bila  kenampakan  (konfigurasi)  satu  sama  lain  pada  kedua  belah  pihak
berbeda/tidak sama. Jika salah satu sisinya berupa sudut atau corner maka pada
sisi lainnya berupa bidang atau plane.
Dinotasikan dengan huruf L atau g.
Contoh : L2= g2.UNSUR-UNSUR SIMETRI KRISTALDari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut
menjadi klas-klas kristal yang jumlahnya 32 klas. Penentuan klasi_kasi kristal
tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya.
Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri
3. pusat simetri
Ø Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua
bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain.
Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan
bidang simetri menengah.
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu
utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu
bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri
horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu c.
Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu sumbu
kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri
diagonal.
Ø Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan menjadi
tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan
berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan
memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali
kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (4), empat tetragire
(3), heksagire (9) dan seterusnya.
Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.
Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai
simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya
melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan
bar pada angka simetri itu.
Ø Pusat simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat Kristal dan akan
menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang
sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata
lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 klas kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal
mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.
Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara
simbolisasi yang sering digunakan, yaitu simbolisasi Schon_ies dan Herman
Mauguin (simbolisasi internasional). 
 2.1.1.Penentuan Kelas SimetriDari ke-7 sistem kristal tersebut,
dapat dikelompokkan menjadi 32 klas kristal.Pengelompokkan
ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristaltersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima
kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuhkelas,
rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh kelas dan trigonal
limakelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas. Tiap kelas kristal
mempunyaisingkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara simbolisasi yang
sering digunakan,yaitu simbolisasi Schoenflies dan Herman Mauguin
(simbolisasi internasional).2.1.1.1.Menurut Herman Mauguin  Sistem Reguler •Bagian I : menerangkan nilai sumbu a (Sb a,
b, c), mungkin bernilai 4 atau 2 danada tidaknya bidang simetri
yang tegak lurus sumbu a tersebut.Bagian ini dinotasikan dengan : 4 , 4, 4 , 2 , 2m mAngka menunjukan nilai sumbu dan hutuf ’ m’
menunjukan adanya bidangsimetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.•Bagian II : menerangkan sumbu simetri
bernilai 3. apakah sumbu simetri yang bernilai 3 itu, juga bernilai
6 atau hanya bernilai 3 saja.Maka bagian II selalu di tulis: 3 atau 3•Bagian III : menerangkan
ada tidaknya sumbu simetri intermediet (diagonal) bernilai
2 dan ada tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak lurus terhadapsumbu
diagonal tersebut.Bagian ini di notasikan: 2 , 2 , m atau tidak ada.m  Sistem Tetragonal •Bagian I : menerngkan nila sumbu c, mungkin
bernilai 4 atau tidak bernilai danada tidaknya bidang simetri
yang tegak lurus sumbu c.Bagian ini di notasikan: 4 , 4 , 4 m•Bagian II: menerangkan ada tidaknya sumbu
lateral dan ada tidaknya bidangsimetri yang tegak lurus yterhadap sumbu lateral
tersebut.Bagian ini di notasikan: 2 , 2, m atau tidak ada.Bagian III: menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan adatidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu inetrmediet tersebut.Bagian
ini di notasikan: 2 , 2 , m atau tidak ada.m  Sistem Hexagonal dan Trigonal •Bagian I: menerangkan nilai sumbu c (mungkin 6, 6,
6, 3, 3) danada tidaknya bidang simetri horisontal yang tegak lurus
sumbu c
tersebut.Bagian ini di notasikan : 6, 6, 6, 3, 3•Bagian II: menerangkan sumbu lateral (sumbu
a, b, d) dan ada tidaknya bidangsimetri vertikal yang tegak
lurus.Bagian ini di notasikan: 2 , 2 , m atau tidak ada.m•Bagian III: menerangkan ada tiaknya sumbu simetri intarmediet dan
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap
sumbu intermediet tersebut.Bagian ini di notasikan: 2 , 2, m atau tidak
ada.m  Sistem Orthorombic•Bagian I: menerangkan nilai sumbu a dan ada
tiaknya bidang yang tegak lurusterhadap sumbu a tersebutDinotasikan: 2
, 2 , mm•Bagian II: menerangkan ada tidaknya nilai
sumbu b dan ada tidaknya bidangsimetri yang tegak lurus terhadap sumbu
b tersebut.Bagian ini di notasikan: 2 , 2, mm•Bagian III: menerangkan nilai sumbu c dan ada
tidaknya bidang simetri yangtegak lurus terhadap sumbu tersebut.Di
notasikan: 2 , 2m  Sistem Monoklin•Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada
tidaknya bidangsimetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.  Sistem TrinklinSistem ini hanya ada 2 klas simetri,
yaitu:- Mempunyai titik simetri klas pinacoidal 1- Tidak mempunyai unsur simetri klas assymetric 1 2.1.1.1. Menurut Schoenflish  Sistem Reguler •Bagian I : Menerangkan nilai c. Untuk itu ada
2 kemungkinan yaitu sumbu c bernilai 4 atau bernilai 2.Kalau sumbu c bernilai 4 dinotasikan dengan huruf O (octaeder).Kalau sumbu c bernilai 2 dinotasikan denga huruf T
(tetraeder). •Bagian II :Menerangkan kandungan bidang
simetrinya, apabila kristal tersebut mempunyai:Bidang simetri horisontal (h)Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan hBidang simetri diagonal (d)Kalau mempunyai:Bidang simetri horisontal (h)Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan hKalau mempunyai :Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan vBidang simetri vertikal (v)Kalau mempunyai :Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d  Sistem Tetragonal, Kexagonal,
Trigonal, Orthorombic, Monoklin, Dan Trinklin•Bagian I :Menerangkan nilai sumbu
yang tegak lurus sumbu c, yaitu sumbu lateral (sumbua, b, d)
atau sumbu intermediet, ada 2 kemungkinan:Kalau sumbu tersebut bernilai 2 di notasikan
dengan D (diedrish).Kalau sumbu tersebut tidak bernilai dinotasikan dengan c
(cyklich). •Bagian II :Menerangkan nilai sumbu
c. Nilai sumbu c ini di tuliskan di sebelah kanan agak  bawah
dari notasi d atau c.
 •Bagian III : Menerangkan kandungan bidang simetrinya.Bidang simetri horisontal (h)Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan hBidang simetri diagonal (d)Kalau mempunyai:Bidang simetri horisontal (h)Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan hKalau mempunyai :Bidang simetri diagonal (d)Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan vKalau mempunyai :Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan.
 
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
thanks
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus